Hidup adalah memilih. Pilihan itu pun hanya ada 2 saja. Memilih bahagia atau memilih sengsara. Bahagia dan sengsara adalah pilihan. Siapa yang menentukan kita bahagia? ya diri kita sendiri. Hati kita. Begitupun dengan sengsara.
Maka, hiduplah dengan damai. Lepaskan prasangka-prasangka yang tidak penting. Luluhkan rasa risau di hati, yang memang datangnya dari setan laknatullah.
Banyak manusia hari ini yang menderita kesepian dalam rumahnya yang megah bertingkat-tingkat. Ada yang ketakutan bahkan meski sudah dalam pengawalan ketat body guardnya. Ada pula yang sakit-sakitan bahkan sampai kurus tidak mau makan, hanya karena diputus cinta.
Tidak sedikit yang terlunta-lunta dalam mabuk dunia karena tidak ketemu ketemu bahagia yang dicari. Semua menurutnya mustahil diraih. Sudah tidak ada harapan hidup sudah. Jiwanya menjadi kerdil karena sengsara berkepanjangan.
Kenapa itu semua bisa terjadi? Kenapa lemah jiwa ini menggerogot begitu sangat akut? Bisa jadi ini karena putus asa dan rasa cemas yang selalu dipelihara terus menurus hingga hatinya pun jadi kurus.
Hati yang selalu curiga. Hati kering dari mandi iman ilahiyah. Hati yang kerontang dari siraman rohani cenderung akan membatu dan tidak takut sama sekali akan peringatan-peringatan dari Tuhan.
Padahal hati adalah instrumen manusia yang paling butuh perhatian. Tak sekedar perhatian secara lahir, tapi juga secara bathin. Hati harus dipelihara dari syak yang buruk.
Hati mesti ditempa terus menerus ke jalan yang lurus, yang menyelamatkan kita. Yang membahagiakan kita. Jalan kegembiraan tiada tara itu adalah koridor suci yang sudah diatur Allah Azza Wajalla.
Hidup kita sementara. Maka pilihlah jalan kebahagiaan. Sebab dalam hidup ini, sebagai orang Muslim, kita harus senantiasa ceria dan bahagia. Jangan sampai hati kita gundah dan kerap kalang dalam menjalani cabaran hidup.
Ingatlah, bagaimana mau bahagia di akhirat kalau di dunia saja menderita. Maka orang muslim harus memilih hidup bahagia dan sejahtera di dunia, demikian pula di akhirat.
Neraka tempatnya orang sengsara. Syurga miliknya orang-orang bahagia dan gembira.
0 komentar:
Posting Komentar