seorang nelayan di daerah indramayu jawa barat yang hidupnya hanya mengandalkan hasil tangkapan laut dengan media yang seadanya. Kapal kecil yang bukan milik sendiri, begitu juga mesin kapal yang milik orang lain. sehingga hasil tangkapan nya harus di bagi 3 dengan pemilik kapal, pemilik mesin dan dia sendiri sebagai nelayan. dapat di bayangkan berapa hasil yang di dapatnya sehari. sedang alat menangkap ikan hanya sebuah jaring yang sangat sederhana.
Hidup di pinggir pantai. di bawah sebuah gubuk reot bekas kandang kambing. keterpaksaan yang membuat mereka bertempat tinggal disana. karena tempat tinggal mereka sebelumnya telah di hempas ombak besar beberapa bulan lalu. gubuk berukuran sekitar 2,5 m x 2,5 m . di huni 5 anggota keluarga . terdiri dari 3 orang anak dan sepasang suami istri , sebuah pemandangan yang sangat memprihatinkan. di tambah dinding gubuk yang tidak rapat. maklum terbuat dari bambu. sehingga kerasnya angin laut rasanya tidak mampu untuk di hindari. tidak kebayang bagi saya berapa obat tolak masuk angin yang saya habiskan jika saya bermalam disana
Keprihatinan itu tidak hanya sampai dasana. dengan penghaasilan berlaut yang di bagi 3 dengan pemilik kapal, pemilik mesin dan dia sendiri, di pangkas kanan kiri seperti itu. penghasilan dalam melaut hanya Rp. 5000 / hari dan jika hari baik bisa mencapai Rp.10.000/hari. bisa di bayangkan kesusahan keluarga tersebut. seorang pakar ekonomi sehebat faisal basri saja rasanya akan sulit mengatur keuangan keluarga itu dengan 3 orang anak. sehingga tidak ada pilihan lain. nasi aking lah pilihan yang paling tepat sebagai menu makanan mereka sehari-hari.
Disini kebesaran tuhan di tunjukkan. Kita yang melihat tayangan ini mungkin meneteskan airmata, mengelus dada, kasihan dan ungkapan rasa iba lainnya. Namun yang diliput sama sekali tidak menampakkan kesedihan nya. mungkin air matanya sudah kering untuk meratapi hidupnya sendiri. selain hanya bisa pasrah dan menerima kenyataan yang ada sebagai orang yang kurang beruntung. sang istri hanya bertutur, “setiap malam kami sedih dan berdoa. semoga kehidupan kami bisa lebih baik lagi” dan selalu tabah.
Di balik ketidak beruntungan nya sebagai keluarga yang kurang mampu. mereka memiliki sebuah kebahagian dalam lingkup yang berbeda. Sang Istri Memiliki seorang suami yang bertanggung jawab dan pekerja keras, Sang suamipun memiliki istri yang setia terhadap suami dalam kondisi buruk sekalipun. dan suami istri ini terlihat bahagia sekali dan bangga memiliki 3 buah hati yang penurut. anak laki-laki tertuanya selalu setia membantu sang ayah melaut walau harus rela melepas masa kanak-kanaknya yang penuh dengan permainan dan pendidikan.
Sebuah pelajaran bisa kita petik. Keharmonisan itu tak bisa di nilai dari berapa menu masakan yang akan kita hidangkan hari ini? Menu nasi aking ternyata mampu menciptakan keharmonisan keluarga. Kebahagiaan itu tidak bisa di ukur seberapa megah kediaman kita? Di sebuah gubuk reot yang beratap daun kelapa pun ternyata terdapat juga kebahagiaan dan keharmonisan keluarga. bagaimana dengan anda? apakah anda cukup puas menjadi diri anda? jika penghasilan ribuan dolar dari internet belum cukup mampu membuat anda bahagia. coba mulai saat ini anda mengkonsumsi nasi aking secara rutin. mungkin anda akan menemukan kebahagian itu disana.
0 komentar:
Posting Komentar